Dunia perjudian kini sedang menjadi sorotan. Tidak hanya menjadi candu, judi juga bisa membawa petaka bagi siapa saja yang nekat mencobanya.
Dibalik judi yang merupakan candu mematikan, ada sebuah kisah pertobatan yang datang dari seorang warga Bandung. Ia berusaha menjauhi dunia hitam tersebut selama 3 bulan terakhir setelah terlibat selama 3 tahun.
CERITAJUDI pun telah mendapatkan izin dari pria berusia 30 tahun tersebut untuk mengutip kisahnya. Namun, sesuai kesepakatan, narasumber meminta agar identitasnya tidak disebutkan dan dirahasiakan.
Semuanya berawal pada tahun 2020. Pria yang merupakan seorang pekerja informal di Bandung ini mengaku pertama kali mengenal judi online dengan permainan slot setelah melihat temannya bermain. Rasa penasaran menguasai pria ini dan ia pun mulai nekat mencoba memainkannya.
Awalnya, ia mengaku hanya menyetorkan uang yang tidak terlalu besar. Mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, uang tersebut mulai ditransfer ke rekening penyedia judi online yang bernama CERITAJUDI. Dan yang terjadi kemudian, dia bisa mendapatkan keuntungan dari permainan judi yang dimainkannya.
“Awalnya saya hanya deposit Rp 50 ribu, ternyata dikasih menang Rp 500 ribu. Depo lagi yang kedua Rp 100 ribu, dikasih menang lagi Rp 1 juta. Akhirnya saya tergiur, saya pikir gampang cari uang seperti itu,” ujarnya saat mengawali perbincangan belum lama ini.
Karena merasa mendapat angin surga, pria ini pun ketagihan. Jumlah deposit yang ia transfer ke akun judi online-nya pun akhirnya bertambah hingga jutaan rupiah.
Hingga tak terasa sudah 3 tahun pria bertubuh agak gempal ini bolak-balik mentransfer uang untuk bermain judi online. Namun, berawal dari sinilah petaka itu datang.
“Karena awalnya dikasih kemenangan, akhirnya jadi ketagihan. Akhirnya saya deposit supaya bisa main. Dari yang tadinya hanya ratusan ribu, naik menjadi jutaan,” ujar pria ini.
Namun apa yang terjadi, ia tidak pernah lagi mendapatkan keuntungan dari judi online. Meski sadar bahwa itu salah, pria ini tetap mendepositkan uangnya agar bisa bermain judi lagi.
Ketika kekalahan demi kekalahan didapatkan, ia kemudian mencoba taruhan yang lebih besar. Dalam sehari, ia bisa menyetor setidaknya Rp 3-5 juta untuk mengembalikan modalnya yang hilang.
“Jadi begitu saya kalah, saya merasa harus deposit lagi dengan jumlah yang besar agar uang yang hilang tadi bisa kembali. Tapi ternyata saya salah, saya malah semakin rungkad (istilah penjudi untuk menyebut kekalahan dalam permainan),” katanya.
Namun lagi-lagi, disadari atau tidak, pria ini malah semakin menjadi-jadi bermain judi online. Hampir setiap hari ia menyetorkan uang pribadinya demi bisa mengembalikan modal yang hilang.
Meskipun, ia mengaku bahwa uang yang ia setorkan bukanlah uang untuk kebutuhan anak dan istrinya. Uang tersebut ia dapatkan dari hasil kerja sampingannya yang biasa ia gunakan untuk kebutuhan operasional sehari-hari.
“Selama berjudi, uang untuk dapur sudah aman. Saya menggunakan uang dari pekerjaan sampingan saya. Tapi tetap saja, saya jadi kecanduan judi. Hampir setiap hari saya berjudi, padahal tidak mengganggu pekerjaan dan semuanya aman,” katanya.
Hingga suatu hari yang baru-baru ini terjadi, pria ini seperti ditampar kenyataan. Kejadian tersebut akhirnya menyadarkannya dan memantapkan niatnya untuk meninggalkan dunia perjudian.
Dengan penuh penyesalan, ia bercerita bahwa istrinya saat itu menghubunginya saat masih bekerja. Sang istri memberitahukan bahwa susu dan kebutuhan anak sudah habis dan membutuhkan uang untuk belanja.
Bagai disambar petir, pria ini kemudian hanya bisa terdiam meratapi nasibnya. Karena saat itu, di pagi hari ia mengantongi uang sebesar Rp 3 juta, yang habis terpakai untuk bermain judi online.
“Jadi hari itu, saya sebenarnya baru saja mendapat uang Rp 3 juta dari pekerjaan sampingan. Lalu, iseng-iseng, saya mencoba bermain slot. Tak disangka, tak sampai setengah jam, uang itu sudah habis. Sore hari saat saya masih bekerja, istri saya menelepon bahwa popok dan susu bayi sudah habis,” ujar pria tersebut.
“Saya akhirnya terdiam, kenapa uang yang seharusnya saya gunakan untuk membeli popok dan susu malah saya gunakan untuk berjudi. Mau tidak mau, saya memaksakan diri untuk meminjam uang kepada orang tua saya saat itu untuk membeli popok dan susu anak saya,” lanjutnya.
Sepulang kerja, ia kemudian memacu sepeda motornya kembali ke rumah orang tuanya. Tanpa disadari, air matanya jatuh di tengah perjalanan. Ia hanya bisa mengumpat pada dirinya sendiri yang telah mengabaikan kebutuhan anak dan istrinya di rumah.
“Sesampainya di rumah orang tua, saya memberanikan diri meminjam uang untuk membeli popok dan susu. Orang tua saya curiga, mereka sudah kehabisan uang. Lalu saya bilang, tidak, saya tidak punya uang untuk beli popok dan susu,” kata pria itu.
Meskipun ia bisa mendapatkan uang dari pinjaman orang tuanya, sejak saat itu, ia kemudian membuat komitmen yang kuat pada dirinya sendiri. Ia berjanji tidak akan berjudi lagi sebelum ia dijual.